Tips Ramadhan Produktif untuk Emak Rempong - Bonus printable excel Ramadhan Tracker Ibu




Ramadhan, bulan yang ditunggu-tunggu seluruh umat Islam. 

Bulan mulia yang didalamnya dijanjikan segala kebaikan dan pahala berlimpah. Bulan perlombaan untuk berusaha menambah amalan bekal akhirat kelak. 

Bulan yang mengistirahatkan organ pencernaan kita, dan mengistirahatkan jiwa dari riuhnya merespon dunia.

RAMADHAN DAN PERAN IBU

Tak bisa dipungkiri, ada yang berbeda jika saya membandingkan Ramadhan saat masih muda, eh, single, dulu, dengan masa setelah diamanahi anak-anak. 

Dulu, biasanya saya sering janjian dengan kawan-kawan kuliah atau kawan-kawan sekost untuk melakukan berbagai kegiatan bersama. 

Sama-sama berangkat untuk iftar di masjid hingga tarawih, saling menyemangati memasang target Ramadhan, safari Ramadhan (pindah-pindah masjid untuk mencoba hidangan iftar yang berbeda-beda hihihi.. maklum jaman mahasiswa..), ngaji bersama di masjid sembari menunggu waktu sholat Isya, i'tikaf bersama di 10 hari terakhir, dst.

Seruuuuu dan terkenang selalu. :)


Setelah berkeluarga dan punya pasukan krucil, tentunya ada yang berbeda.

Mobilitas emak pastinya tidak selincah dulu, saat masih bisa pergi kemana-mana sendirian. 

Untuk pergi tarawih, ada masanya harus menimbang-nimbang usia dan mood si anak. Apakah ada yang masih bayi, atau apakah ada yang belum bisa diminta duduk tidak pergi jauh-jauh saat sholat, apakah ada yang sedang sakit, apakah ada yang sedang rewel, apakah bisa mengajak semua anak tanpa bantuan suami yang masih di kantor, dst.

Di rumah pun, tantangannya berbeda. 

Saat ingin ngebut ngaji, anak mungkin meminta ditemani bermain. Saat si kecil tidur, ada kakaknya yang baru pulang sekolah. Ada masa harus menemani anak belajar dulu, atau juga perlu menyimak anak mengaji. 

Belum jadwal menyiapkan makanan berbuka dan sahur, bersih-bersih rumah, cucian piring dan baju. (Kayak gini kapan khatam Qur'an-nyaaaaa...)

Pernah juga terbersit seperti ini, ah ya sudahlah... tak perlu ikut heboh-heboh macam keluarga lain yang menyiakan dekorasi lah, membuat tabel ibadah anak lah, menyiapkan target keluarga bareng sesuami lah dst dst... Pokoknya mau biasa aja, survive sampai akhir Ramadhan tanpa setres itu juga udah alhamdulillah.

Hehehe sabaaaaar sabaar....

Merasa BERAT itu wajar sekali.. 

Sebaiknya kita terima dulu bahwa kondisi kita saat ini berbeda. Amanah kita sudah berbeda, prioritas kita berbeda dan bertambah.

Namun bukan berarti kita harus menyerah pada keadaan kan ya? :)

Ada dua nasihat yang sering saya ingat tentang Ramadhan dan peran ibu:

1. Umat Islam diistimewakan dengan mendapatkan bulan Ramadhan, karena umurnya yang relatif pendek dibandingkan umur umat-umat sebelumnya dan Ramadhan adalah kesempatan untuk meraih pahala berlipat-lipat yang bahkan bisa melebihi usianya.

2. Seorang Ibu adalah penentu mood & suasana dalam keluarga. Maka, mari bersemangat, lakukan hal sekecil apapun yang dapat membuat Ramadhan terasa spesial, agar berbekas kebahagiaan Ramadhan itu bagi anak-anak.


TIPS RAMADHAN UNTUK PARA IBU

Kali ini insyaAllah saya ingin berbagi beberapa tips yang pernah saya dapatkan untuk membantu saya menjalankan Ramadhan bersama keluarga. 

Silakan dipilih yang kira-kira sesuai dengan sikon masing-masing yaa.. Semoga bermanfaat. :)

1. Tambah Bekal Ilmu Ramadhan

Ini kedengarannya biasa saja. "Kan tiap tahun juga sudah pernah dengar kajian Ramadhan?"

Namun biasanya, saat kita tetap meluangkan waktu untuk mendengarkan kajian Ramadhan untuk menyambut bulan mulia ini, setidaknya ada 2 hal yang kita dapatkan.

Pertama, merefresh kembali pemahaman kita tentang keutamaan Ramadhan dan amalan-amalannya, juga hukum-hukum terkait.

Kedua, melecut semangat. Kita jadi diingatkan kembali, jangan lewatkan begitu saja, jangan biasa-biasa saja, naikkan level kita, tambah usaha kita, bayangkan jika ini kesempatan terakhir kita. 

Bagaimana mencari bekal ilmu ini?

InsyaAllah ini sudah bertebaran yaa jadwal kajian-kajian Ramadhan.

Tak hanya bertemakan tarhib Ramadhan (menyambut di awal), namun juga kajian-kajian selama Ramadhan, untuk menjaga semangat beribadah kita.

Misalnya kajian Ustadz Farid Nu'man tentang Optimalisasi Ramadhan ini, atau kajian Ustadz Muh. Nuzul Dzikri tentang Lumbung Pahala Wanita di Bulan Ramadhan.


2. Persiapan Suasana Ramadhan

Mari buat suasana spesial di bulan Ramadhan, agar anak-anak mengenang rasa kegembiraan, excitement, keseruan di rumah saat menyambut bulan suci ini.

Yang umum dilakukan para keluarga adalah menyiapkan dekorasi Ramadhan, menempel tracker Ramadhan untuk anak-anak, menyiapkan tempat khusus untuk ibadah keluarga, dan lain-lain.

Ada juga yang menyiapkan buku-buku bacaan anak bertemakan Ramadhan, atau permainan aktivitas anak lainnya.

Tidak, tentu tak perlu harus seheboh itu sehingga malah kita para ibu yang setres hehehehe.

Intinya, coba bangun suasana gembira dan semangat menyambut Ramadhan.

Karena (biasanya) para ibulah tombol switch suasana dalam keluarga. 

Dekorasi? Jika memang cukup waktu luang dan anak-anak suka, salah satu ide dekorasi adalah membuat banner Ramadhan. 

Anak-anak bisa bantu menggunting, menempel dengan tali, dan menggantung banner di dinding atau rak buku, jendela dll.

Mau yang praktis? Jika ada budget, boleh juga mencari banner yang sudah jadi, tinggal digantung. Atau bisa juga menggunakan lampu hias panjang. 

Sebisa mungkin pilihlah hiasan yang bisa dipakai ulang pada tahun-tahun berikutnya atau dipakai untuk kegiatan lainnya.

Saya juga mengajak anak-anak untuk bersih-bersih rumah, mencuci peralatan sholat, sehingga semua bersih dan wangi dan menyenangkan. Sekedar seperti itu saja anak-anak sudah bersemangat, karena mereka merasa dilibatkan dalam menyambut sesuatu yang exciting!


3. Persiapan Dapur

Buat saya, Ramadhan itu bulannya untuk rehat sejenak untuk lebih banyak merecharge ruhiyah dan perbaikan diri/keluarga.

Dapur adalah salah satu yang biasanya bisa menyita waktu cukup banyak dalam rutinitas sehari-hari. 

Kalau orang-orang sudah banyak yang menyarankan menyiapkan meal preparation untuk Ramadhan.

Tapi karena saya sendiri kurang telaten dan kurang suka menyiapkan meal prep, saya tambah opsi persiapan lainnya ya:

- menyetok lauk frozen, yang bisa dimasak/dioven cepat. Ini berguna jika tiba-tiba saya telat bangun dan tak sempat memasak di jam sahur. Misal ayam panggang, ayam ungkep, siomay, bakso, rendang, dll.

- menyetok bumbu dasar botolan. Kalau sempat membuat sendiri akan lebih sehat. Saya membeli produk botolan dari supermarket, misalnya tumisan bawang merah & putih, lengkuas tumbuk, jahe tumbuk, sereh tumbuk, kunyit tumbuk dll.

- sedia sayur segar langsung makan. Misalnya tomat (tomat besar atau tomat ceri), timun, selada. 

- sayur yang bisa cepat dimasak, seperti sayur frozen, atau jenis sayur yang tak perlu dikupas, seperti kembang kol, brokoli, sawi, kubis, bayam, kangkung dll. Atau, bisa juga kita mencicil menyimpan sayuran yang sudah dikupas siap dipotong-potong, seperti wortel, buncis, dll.


4. Buat Target Ramadhan

Buatlah target Ramadhan, walaupun sedikit, walaupun pesimis. 

Kenapa?

Karena seringkali dengan target saja kita belum tentu bisa mencapai semuanya. Apalagi kalau tanpa target. Bisa jadi kita malah lebih berleha-leha melewati Ramadhan.

Dan dengan membuat target, secara mental insyaAllah kita lebih siap untuk menaruh usaha extra, berjuang extra.


5. Atur Waktu & Prioritas

Ini sekedar pengingat kembali tentang pentingnya mengatur dan mereview penggunaan waktu kita. 

Bukan berarti harus merombak cara kita mengatur waktu secara total. 

Namun sekedar melihat kembali, Ramadhan ini kira-kira apa yang mau kita prioritaskan untuk diselesaikan, ditambah, atau ditingkatkan?

Di slot waktu manakah kita akan mengusahakan mengejar target itu? Apakah di pagi hari sebelum segala rutinitas lainnya, atau mau mengejar di malam hari?

Sedangkan untuk rutinitas harian lainnya yang bisa dikurangi prioritasnya, apa indikator minimalnya? Tentunya tidak baik juga jika mentang-mentang Ramadhan lalu urusan rumah lainnya jadi terlantar kan? :)


6. Self Care Ibu

Kata orang kebanyakan, Ibu tidak boleh sakit, nanti semua berantakan. 

Nah lebih khusus lagi, Ibu jangan sampai sakit di bulan Ramadhan. Bisa bubaaaaaar! :D

(Di sinilah kenapa perlu menyiapkan kebutuhan dasar yang bisa cepat dipakai, seperti makanan frozen tadi. Jika ibu terhalang tidak bisa menyiapkan, yang lain bisa lebih mudah menggantikan.)


Self care di sini bisa mencakup fisik, mental, spiritual. Namun kali ini saya fokuskan pada fisik dulu ya, karena di bulan Ramadhan biasanya sisi fisik ini yang makin diabaikan oleh para Ibu. Seperti makan sahur seadanya, dan kurang tidur.

Usahakan kita menjaga hal-hal berikut:

- cukup minum air putih

- cukup istirahat. Kalau malam banyak terjaga, sempatkan tidur siang walau sekejap

- olahraga ringan, seperti menyempatkan jalan kaki di sekitar rumah, atau senam singkat di dalam rumah

- mandi. Jangan mentang-mentang masa pandemi jadi WFH atau tak banyak keluar rumah lalu mandi juga dirapel hehehehe


7. Cari support system yang positif

Semangat kita bisa naik turun. Namun Ramadhan sungguh sayang dilewatkan biasa-biasa saja.

Usahakan ikut bergabung di grup-grup yang menjadwalkan aktivitas positif penambah amalan di bulan Ramadhan. Bisa ikut grup tadarus AL Qur'an, grup kajian Islam, dll.

Tempatkan diri kita di lingkungan yang membuat makin kenal dan dekat dengan Allah.


8. Jaga Ekspektasi, Jaga Niat, Jaga Syukur

Rencana bisa jadi tak sesuai harapan. Anak sedang rewel, atau ada keluarga sakit, atau harus menyiapkan ujian sekolah, dst.

Mungkin akan muncul kendala yang membuat kita merasa belum bisa maksimal dalam Ramadhan ini. 

But it's ok, keep moving, don't quit. Jangan menyerah lalu berhenti begitu saja. Gagal pagi ini, coba sorenya. Gagal hari ini, coba lagi esok.


Dan ingat selalu, niatkan setiap aktivitas kita, bahkan yang sekedar rutinitas sehari-hari, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah

Sebagai wujud usaha kita menjaga amanahNya. Amanah menjaga anak-anak kita, menjaga dan menaati suami kita, menjaga tempat tinggal kita.

InsyaAllah dengan diniatkan sebagai ibadah, Allah akan mencatatnya sebagai pahala.


Jaga syukur kita juga. Ingatlah bahwa mungkin tak sedikit kawan kita yang harus melewati Ramadhan tanpa orang yang disayanginya, atau harus sendiri terpisah karena pandemi, dan lain-lain.

Bersyukurlah jika kita masih bisa berkumpul bersama keluarga kita, apapun kondisinya.


Bonus: Mau wallpaper syukur untuk dipasang di handphone sebagai pengingat setiap hari? 

Saya punya template wallpaper ini dengan frame yang bisa diganti foto keluarga atau gambar apapun untuk pengingat syukur kita. Klik di sini atau pada gambar di bawah untuk mendownloadnya ya!


PERBAHARUI SEMANGAT 

Tidak ada kata terlambat, jika kita merasa kurang bersemangat, atau kurang persiapan untuk Ramadhan.

Semangat itu bisa diperbaharui kapan saja.  Selama Ramadhan belum berakhir, maka pintu masih terbuka lebar. 

Yuk kita niatkan untuk naik level, walau sekecil apapun, untuk bekal hari akhir kita. 

Karena Ramadhan terlalu berharga untuk terlewat biasa saja tanpa kita berusaha menambah kedekatan kita pada ridloNya.


PRINTABLE EXCEL TRACKER RAMADHAN IBU

Kali ini saya ingin berbagi excel Ramadhan Tracker Ibu untuk para ibu yaa..

File printable ini berupa file Google Sheet. Silakan membuat copy sendiri terlebih dahulu, lalu modifikasi isinya sesuai kebutuhan kita. 

Siap diprint, dan dicentang dengan bahagia :)

Printable di postingan ini bersifat GRATIS, karena itu DILARANG memperjualbelikan dan menjadikannya bonus produk/jasa tertentu tanpa seizin Co Housing 3, Cluster Pendidikan, Hexagon City. File printablenya juga tidak boleh diunggah ulang ke media lain. Jika ingin membagikannya, mohon bagikan link artikel ini saja ya. Terima kasih. 





Semoga bermanfaat :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Serabi Belajar.